Inimengarah pada penciptaan pasar lokal yang besar di setiap kota, serta pusat administrasi di masing-masing kota. Sungai Nil juga memungkinkan orang Mesir jalan ke pertukaran barang dengan Afrika. Pencarian dilakukan untuk barang-barang berharga seperti emas dan gading, dan budak diimpor dari Afrika untuk bekerja di Mesir.. Peradaban Sungai Indo
Kota Kairo, Mesir. Dinasti Mamluk berkuasa di Mesir cukup lama, yakni sekitar 267 tahun 1250-1517. JAKARTA — Kota seribu menara. Itulah julukan yang disandang Kairo - salah satu kota penting dalam sejarah peradaban Islam. Pada abad pertengahan, ibukota Mesir yang berada di benua Afrika itu memainkan peranan yang hampir sama pentingnya dengan Baghdad di Persia serta Cordoba di Eropa. Kairo yang terletak di delta Sungai Nil telah didiami manusia Mesir Kuno sejak tahun 3500 SM. Mesir Kuno sempat mencapai kemakmuran di bawah penguasa Zoser, Khufu, Khafre, Menaure, Unas dan lainnya. Di masa itu, ibukota Mesir Kuno itu sudah menjadi salah satu kota yang berpengaruh di dunia. Sejak 30 SM, Mesir dikuasai bangsa Romawi. Kekuasaan Romawi di Mesir akhirnya tumbang ketika Islam menjejakkan pengaruhnya pada tahun 641 M. Adalah pasukan di bawah komando jenderal perang Muslim, Amar bin Al-Ash yang pertama kali menancapkan pengaruh Islam di Mesir. Saat itu, Amar bin Al-Ash justru menjadikan Fustat - kini bagian kota Kairo - sebagai pusat pemerintahannya. Di Fustat itulah, bangunan masjid pertama kali berdiri di daratan Afrika. Fustat tercatat mengalami pasang-surut sebagai sebuah kota utama di Mesir selama 500 tahun. Penjelajah dari Persia, Nasir-i-Khusron mencatat kemajuan yang dicapai Fustat. Ia melihat betapa eksotik dan indahnya barang-barang di pasar Fustat, seperti tembikar warna-warni, kristal dan begitu melimpahnya buah-buahan dan bunga, sekalipun di musim dingin. Dari tahun 975 sampai 1075 M Fustat menjadi pusat produksi keramik dan karya seni Islami - sekaligus salah satu kota terkaya di dunia. Ketika Dinasti Umayyah digulingkan Dinasti Abbasiyah pada 750 M, pusat pemerintahan Islam di Mesir dipindahkan ke Al-Askar - basis pendukung Abbasiyah. Kota itu bertahan menjadi ibukota pemerintahan hingga tahun 868 M. Sekitar 1168 M, Fustat dibumihanguskan agar tak dikuasai tentara Perang Salib. Berdirinya Kairo sebagai ibukota dan pusat pemerintahan diawali gerakan penumpasan golongan Syiah yang dilancarkan penguasa Abbasiyah di Baghdad. Kongsi yang dibangun golongan Syiah dengan Bani Abbas untuk menjatuhkan Bani Umayyah akhirnya pecah. Penguasa Abbasiyah mencoba meredam perlawanan golongan Syiah Ismailiyah di bawah pimpinan Ubaidillah Al-Mahdi. Setelah sempat ditahan, Ubadilah akhirnya dibaiat menjadi khalifah bergelar Al-Mahdi Amir Al-Mu'minin 909 M. Pengganti Khalifah Ubaidilah Al-Mahdi, Muizz Lidinillah mulai mengalihkan perhatiannya ke menunjuk Panglima Jauhar Al-Katib As-Siqili untuk menaklukan Mesir. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini

TEMPOCO, Kairo - Sebuah misi arkeologi Mesir pada Jumat, 27 Agustus 2021, menemukan berbagai peninggalan di sebuah kota komersial dan permukiman yang berasal dari era Yunani Romawi di kota pesisir utara Alexandria.. Selama pekerjaan penggalian di daerah al-Shatby, "misi tersebut menemukan sebuah jaringan besar tangki terowongan yang dicat merah muda untuk menampung air hujan, banjir, dan air

Menara masjid mendominasi cakrawala Kairo. Kebanyakan orang berpikir tentang Piramida Besar ketika mereka mendengar tentang negara Mesir . Tapi negara ini lebih dari sekadar reruntuhan kuno. Ini adalah rumah bagi beberapa kota besar dengan ekonomi yang menguntungkan dan sejarah yang kaya . Kota-kota terpadat di Mesir dapat ditemukan di bawah ini. Kota Mesir Terpadat Kairo Kota terbesar di Mesir saat ini adalah Kairo dengan jumlah penduduk jiwa. Sekarang ibu kota Mesir, kota ini didirikan pada 969 M meskipun akarnya berasal dari SM. Orang-orang datang ke sini untuk melihat Piramida Besar secara teknis terletak di Giza. Al-Azhar, salah satu universitas tertua di dunia , juga ditemukan di sini. Kairo juga mengambil tempat sebagai kota gurun terpadat dengan setting kosmopolitan, orang-orang dari seluruh dunia menyebut kota ini sebagai rumah. Di seluruh kota, pengunjung dapat menemukan arsitektur Islam dan melihat seni dari ribuan tahun yang lalu. Iskandariyah Kota terbesar kedua di Mesir adalah Alexandria di mana orang tinggal. Populasi telah berkembang pesat selama seratus tahun terakhir karena tingkat kelahiran yang tinggi dan migrasi desa ke kota. Wilayah metropolitan ini juga memiliki sejarah panjang yang berawal dari zaman Yunani-Romawi. Pernah menjadi rumah bagi Mercusuar Pharos yang terkenal dan latar belakang hubungan Cleopatra dan Mark Antony, Alexandria terkenal sebagai pusat akademik dunia. Saat ini, ini adalah kota pelabuhan dan kawasan industri yang penting. Giza Giza adalah rumah bagi orang dan merupakan kota terbesar ketiga di negara itu, dianggap sebagai pinggiran wilayah metropolitan Kairo Raya. Pada zaman kuno, ini adalah kuburan bagi beberapa firaun dan sekitar 642 M, kekhalifahan Islam menaklukkan daerah itu dan mendirikan Giza. Saat ini, kegiatan ekonomi utamanya meliputi mesin, rokok, bahan kimia, dan film. Shubra El-Kheima Pinggiran kota lain dari wilayah metropolitan Kairo Raya, Shubra El-Kheima memiliki populasi Mayoritas orang yang tinggal di sini bekerja di pabrik-pabrik di daerah tersebut meskipun baru-baru ini, telah terjadi peningkatan migran pedesaan ke perkotaan yang menetap di sini. Secara historis, kota ini adalah kota pasar yang penting karena lokasinya di sungai dan pernah menjadi rumah bagi raja muda Ottoman. Pelabuhan Said Populasi Port Said adalah dan terletak di timur laut Kairo. Meskipun secara signifikan lebih kecil dari kota-kota lain dalam daftar ini, Port Said adalah salah satu kota terpenting di Mesir. Ini berfungsi sebagai pintu masuk ke Terusan Suez sehingga menjadikannya produsen ekonomi utama bagi negara tersebut. Pembeli dapat memanfaatkan semua impor dan ekspor dan ekspor di zona bebas di mana produk dapat dibeli bebas pajak. Suez Suez adalah nomor 6 dalam daftar dengan orang di dalam perbatasannya. Ini telah menjadi lokasi pelabuhan penting setidaknya sejak abad ke-7 ketika memfasilitasi perdagangan antara negara-negara di utara dan tanah Arab. Hari ini, itu adalah situs kilang minyak besar dan pabrik petrokimia. Produk jadi tiba ke Kairo melalui jaringan pipa, jalan raya, dan rel kereta api. El-Mahalla El-Kubra Nomor 7 dalam daftar, El-Mahalla El-Kubra memiliki populasi Ini adalah pusat pertanian dan industri yang penting dan merupakan salah satu produsen tekstil terbaik di negara ini. Dalam beberapa tahun terakhir, telah menjadi alasan untuk memprotes kondisi pekerja, hasil pemilu, dan tunjangan pekerjaan. luksor Luxor adalah kota lain yang populer dengan turis dan pernah dikenal sebagai Thebes atau Kota Seratus Gerbang. Tidak hanya rumah bagi orang, tetapi juga Kuil Luxor yang sangat besar yang selesai dibangun antara tahun 1336 dan 1327 SM. Mengingat pentingnya sejarah dan pelestarian arsitektur, pariwisata adalah kegiatan ekonomi nomor 1 di sini. Pertanian, khususnya produksi tebu, juga memegang peranan penting. Mansoura Mansoura memiliki populasi dan didirikan pada masa Dinasti Ayyubiyah pada tahun 1219. Raja Louis IX dari Prancis dipenjarakan di rumah Ibrahim bin Lokman selama pertempuran pada tahun 1250. Situs ini sekarang menjadi museum dan berisi beberapa barang pribadi Raja . Kota ini pernah menampung populasi Yunani yang besar tetapi mereka terpaksa pergi selama era Nasser. Populasi saat ini tumbuh dari migrasi desa ke kota. Tanta Kota terakhir dalam daftar adalah Tanta. Dengan populasi kota ini terletak 58 mil sebelah utara Kairo dan terkenal dengan makanan penutupnya. Kegiatan ekonomi utama adalah membudidayakan kapas dan memproduksi tekstil. Pada akhir musim panen, Tanta merayakan Moulid Sayid Ahmed el-Badawi, sebuah festival keagamaan 8 hari yang menerima lebih dari 2 juta peziarah yang datang untuk memberi penghormatan ke makam el-Badawi. Distribusi Geografis Kota-Kota Besar Mesir Seperti disebutkan dalam daftar di atas, sebagian besar kota-kota ini terletak di sepanjang Sungai Nil , dekat Terusan Suez , atau di garis pantai Mediterania dan Laut Merah . Ini karena sekitar 90% lahan yang tersedia di Mesir adalah gurun yang merupakan iklim yang terlalu keras untuk mendukung populasi manusia yang besar. Juga, situs di sepanjang saluran air membantu memudahkan transportasi barang yang mendorong kegiatan ekonomi. PangkatKotaPopulasi Rumah Masyarakat Kota Terbesar Di Mesir Modern
KotaThebes sendiri menjadi ibukota Mesir kuno pada tahun 1550-1069 SM dimana raja mereka dikenal dengan sebutan Firaun / Pharaoh. Masyarakat Mesir kuno menyebut kota Thebes sebagai kota mulia pemberian Dewa Amon Ra (Dewa Mataharai bangsa Mesir kuno). Kota ini didirikan untuk digunakan sebagai tempat menyembah Dewa Amon Ra. LETAK KOTA LUXOR Sejak abad ketujuh, daulah Islam tampil sebagai kekuatan baru yang bermula di Semenanjung Arab. Pada masa itu, Nabi Muhammad SAW kian mengukuhkan syiar tauhid. Beliau juga mengirimkan sejumlah utusan ke berbagai penjuru, baik Arab maupun non-Arab, untuk mengajak para pemimpinnya agar memeluk agama ini. Salah satu negeri yang menerima surat Rasulullah SAW ialah Mesir. Di Iskandariah, pusat Mesir kala itu, Raja Muqauqis menerima duta Nabi SAW dengan penuh kehormatan. Melalui surat balasannya, penguasa Mesir itu menyampaikan bahwa ia sungguh beriman akan datangnya utusan Allah setelah Nabi Isa AS, tetapi kedatangannya di Suriah, bukan Arab. Walaupun enggan memeluk Islam, Muqauqis mengirimkan banyak hadiah ke Madinah. Iskandariah atau Alexandria, seperti tampak pada namanya, adalah kota yang berdiri sejak zaman raja Makedonia Iskandar Agung Alexander the Great. Raja yang hidup pada abad keempat Masehi itu dikenang sebagai seorang penakluk yang sukses. Wilayah kekuasaannya membentang dari Balkan, Yunani, Asia Barat, Asia Tengah, hingga India. Walaupun enggan memeluk Islam, Muqauqis mengirimkan banyak hadiah ke Madinah. Mesir baru menjadi bagian dari daulah Islam sejak tahun 642 M. Empat tahun kemudian, Iskandariah dikuasai seluruhnya oleh Muslimin. Karena enggan berada di bawah administrasi pemerintahan Muslim, banyak orang Yunani setempat yang berpindah ke wilayah Asia Barat yang masih dikendalikan Romawi Timur Byzantium. Beberapa mitos menyebut, umat Islam kala menaklukkan Mesir melakukan serangkaian perbuatan barbar, semisal membakar perpustakaan. Padahal, cerita tentang Amr bin al-Ash yang dikatakan memerintahkan pemusnahan atas Perpustakaan Iskandariah tidak dapat dipertanggungjawabkan. Kabar burung itu lebih sebagai propaganda orientalis. Yang terjadi, orang-orang Arab justru mengakui pencapaian peradaban yang terdapat di Iskandariah dan Mesir pada umumnya. Sebagai contoh, sistem tata kota, istana-istana, pemandian umum, dan kanal-kanal di sana yang telah beroperasi sejak zaman Yunani Kuno, itu semua tetap dipelihara. Tata kota Iskandariah pada masa itu memang cukup mutakhir. Jalan-jalan di kota ini bila dilihat dari ketinggian tampak seperti garis-garis pada papan catur. Pada musim dingin, air hujan yang mengguyur Iskandariah mengalir dengan lancar menuju laut. Adapun pada musim panas, saluran-saluran menyuplai kebutuhan air Sungai Nil kepada seluruh penduduk. Tata kota Iskandariah pada masa itu memang cukup mutakhir. Jalan-jalan di kota ini bila dilihat dari ketinggian tampak seperti garis-garis pada papan catur. Hal lainnya yang diakui para penakluk Arab adalah sistem pertahanan. Iskandariah dikelilingi benteng-benteng pelindung yang kokoh. Pada awal masuknya Islam ke Mesir, keadaan tembok itu dibiarkan sebagaimana adanya. Pada era Dinasti Abbasiyah, Khalifah al-Mutawakkil kemudian membangun benteng-benteng baru di dekat yang sudah ada sejak zaman Hellenis-Romawi. Penguasa-penguasa Muslim berikutnya, seperti Ahmad bin Tulun, Shalahuddin al-Ayyubi, Sultan Baybars, atau Sultan Al-Ashraf Sha'ban dari Dinasti Bahri, juga memperkuat Iskandariah dengan cara serupa. Aktivitas pelabuhan menjadi denyut kehidupan Iskandariah sejak kota ini terbentuk. Pelbagai fasilitas dibangun untuk mendukungnya. Salah satunya adalah Mercusuar Iskandariah Pharos of Alexandria. Dibangun pada abad ketiga sebelum Masehi SM, inilah yang disebut-sebut sebagai salah satu keajaiban dunia kuno. Seorang pengelana, al-Balawi al-Andalusi, mengunjungi Pulau Pharos tempat menara itu berada pada 1166 M. Deskripsinya terhadap bangunan tersebut cukup terperinci. Tingginya sekitar 110 meter pada bagian puncak, sedangkan bagian dasarnya 30 meter. Gempa bumi sempat mengguncang Iskandariah pada 956, 1303, dan 1323. Mercusuar itu pun mengalami kerusakan yang signifikan. Sultan Qaitbay pada 1447 lantas mengubahnya menjadi benteng pertahanan dan menara yang lebih mutakhir. Kota kosmopolitan Pada abad ke-13, populasi Iskandariah tercatat sebanyak 65 ribu jiwa. Wabah penyakit pada 1347-1350 sempat mengurangi kira-kira 10 persen dari jumlah penduduk setempat. Geliat komersial juga turut menurun drastis karenanya. Namun, sesudah itu mereka bangkit kembali. Menjelang akhir abad ke-14, kota ini semakin makmur dan menjadi salah satu wilayah terpenting di dunia Islam. Beberapa kali Iskandariah menikmati kedaulatan sebagai sebuah negara-kota yang mandiri dari dinasti-dinasti besar. Walaupun secara politik diatur para penguasa Muslim, umat agama-agama lain juga ikut menopang kemajuan kota tersebut. Jalannya pemerintahan sipil diisi peran tokoh-tokoh Kristen Koptik dan Yahudi. Sebagai gambaran, Khalifah Yazid I dari Dinasti Muawiyah pernah menunjuk seorang Nasrani yang bernama Theodosius sebagai gubernur Iskandariah. Dalam hal perdagangan, Iskandariah tidak hanya memiliki bandar yang selalu ramai, tetapi juga produsen tekstil. Industri tenun dikelola di pusat-pusat kerajinan kota ini. Yang terbesar di antaranya bernama Darul Tiraz. Tempat itu menghasilkan sutra bermutu tinggi yang dibeli sebagai hadiah untuk para raja atau kain penutup Ka’bah. Selain itu, para paus di Roma juga menggemari produk tekstil dari Iskandariah. Tempat itu menghasilkan sutra bermutu tinggi yang dibeli sebagai hadiah untuk para raja atau kain penutup Ka’bah. Selain itu, para paus di Roma juga menggemari produk tekstil dari Iskandariah. Sejak zaman Khalifah Umar bin Khaththab hingga pecahnya Perang Salib, dinasti-dinasti Islam mengembangkan kebudayaan yang inklusif di Iskandariah. Josef W Meri dalam Medieval Islamic Civilization memaparkan beberapa keistimewaan kota ini. Sepanjang abad pertengahan, banyak sarjana Muslim dan sufi terkenal yang berasal dari Iskandariah. Misalnya, pakar hadis Abu Tahir al-Silafi wafat 1180, sufi Ibnu Atha'illah as-Sakandari wafat 1309, dan al-Busiri penulis Kasidah Burdah yang berisi puji-pujian kepada Rasulullah SAW. Sejak menaklukkan kota ini, para cendekiawan Muslim mulai mengenal cakrawala pengetahuan yang dirintis bangsa Yunani Kuno. Berabad-abad sebelum kedatangan Islam, Iskandariah merupakan pusat studi alkimia alchemy di dunia. Bidang tersebut mulanya bersifat protosains lantaran menggabungkan pelbagai kajian; mulai dari kimia, fisika, astrologi, kedokteran, hingga mistisisme. Ada dua tujuan yang hendak dicapai seorang alkemis klasik. Pertama, keberadaan eliksir philosopher’stone yang diyakini mampu mengubah zat apa pun menjadi emas. Kedua, komposisi ramuan universal panacea yang dipercaya dapat menyembuhkan segala macam penyakit. Meskipun dua hal itu sampai saat ini cenderung menjadi mitos, alkimia terbukti merintis cikal-bakal studi kimia modern. Kitab al-Fihris Katalog’ merangkum bibliografi kesusastraan Arab dan teks-teks yang dialihbahasakan dari budaya-budaya luar. Karya Ibnu al-Nadhim, penulis Muslim abad ke-10, itu menyebutkan bahwa peradaban Islam mulai menggeluti studi alkemi sejak permulaan abad kedelapan. Pada waktu itu, Khalid bin Yazid berhasrat menemukan eliksir universal. Untuk itu, bangsawan Umayyah tersebut membentuk suatu tim yang terdiri atas para filsuf dan ilmuwan dari Iskandariah. Mereka bertugas menerjemahkan teks-teks klasik dari Yunani Kuno yang tersedia di Suriah dan pelbagai perpustakaan di wilayah Islam. Kontribusi terpenting umat Islam atas studi kimia tidak lepas dari pengaruh Jabir bin Hayyan wafat 815. Mengutip Husain Heriyanto dalam Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, ilmuwan yang lahir di Khurasan itu merintis dasar-dasar metode riset kimia secara ilmiah dan eksperimental. Sebelum eranya, para alkemis kuno dari Iskandariah, India, dan Cina pada umumnya mengandalkan cara-cara spekulatif tanpa pembuktian ilmiah. Sosok yang dikenal Barat sebagai Geber itu justru menegaskan, eksperimen adalah aspek terpenting dari kimia. Di Iskandariah pula, peradaban Islam mulai berkenalan dengan ilmu pengobatan dan filsafat pemikiran yang dikembangkan bangsa Yunani Kuno. Karya para pemikir dari masa silam, seperti Hippocrates, Plato, Aristoteles, Sokrates, Pytagoras, Archimedes, dan Galen, diterjemahkan oleh para pakar di perpustakaan yang ditaja para sultan Muslim. Iskandariah menjadi salah satu sentra perkembangan sains dan literasi di samping kota-kota lainnya, semisal Jundisyapur Persia dan Harran Suriah. Pada abad ketujuh, ilmuwan Abdul Malik al-Kinanu dari Kuffah Irak belajar di Perpustakaan Iskandariah. Setelah itu, dia bekerja pada Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Atas sarannya, penguasa Bani Umayyah itu memindahkan pusat kajian kedokteran dari Iskandariah ke Antiokhia perbatasan selatan Turki. Secara garis besar, ilmu pengobatan Islam pada zaman keemasan mengembangkan lebih lanjut pencapaian-pencapaian dari berbagai peradaban yang datang sebelumnya, terutama Yunani Kuno, Persia, dan India. Geliat perkembangan Iskandariah sebagai kota riset dan perniagaan mendapatkan tantangan besar sejak serbuan pasukan Salib menjelang akhir abad ke-14. Meskipun berlangsung hanya beberapa hari, dampak yang ditimbulkannya cukup signifikan. Ratusan orang tewas, sedangkan tidak kurang dari lima ribu penduduk setempat dipaksa menjadi budak. Serangan yang terkesan mendadak itu tidak diiringi pendirian rezim baru. Raja Peter yang memimpin balatentara Salib hanya pergi meninggalkan Iskandariah yang hancur lantaran ulahnya. Berbedadengan Mesopotamia, kota-kota di Mesir Kuno (Kahun dan Giza) tidak memiliki benteng-benteng yang mengelilingi kota. Hal ini mungkin disebabkan oleh kekuasaan Fir'aun yang menjadi sentral untuk melindungi seluruh kota. Beberapa poin ciri perancangan kota di era Mesir kuno antara lain:
Nama kota di Mesir – Mesir adalah negara yang berada di benua Afrika. Letak negara Mesir berada di Afrika Utara dan termasuk kawasan negara negara Arab di Timur Tengah. Mesir terkenal dengan peradaban kuno dan beberapa monumen kuno termegah di dunia seperti Piramid Giza dan Kuil juga diakui secara luas sebagai pusat budaya dan politikal utama di wilayah Arab dan Timur Tengah. Ibukota Mesir ada di kota Kairo. Letak geografis Mesir berada di antara wilayah benua Asia dan benua Afrika. Dengan luas kilometer persegi, Mesir adalah negara ke-30 terbesar di iklimnya yang ekstrem dan gersang, sebagian besar populasi terkonsentrasi di sepanjang Lembah Nil yang sempit dan Delta sungai Nil. Sekitar 99 % penduduk Mesir menempati kawasan lembah sungai Nil dan kawasan delta sungai di dekat Laut administratif, wilayah Mesir dibagi menjadi 27 pemerintahan. Kota-kota penting di Mesir adalah kota Alexandria, Aswan, Asyut, Kairo, El-Mahalla el-Kubra, Giza, Hurghada, Luxor, Kom Ombo, Port Safaga, Port Said, Sharm El Sheikh, Suez, Zagazig dan ini merupakan daftar nama nama kota di Mesir saat ini. List nama kota di Mesir akan ditampilkan secara lengkap beserta asal wilayahnya dan populasi jumlah penduduknya di kota kota besar tersebut berdasarkan hasil sensus terbaru.baca juga nama kota di QatarNoKotaP El SaidPort Mahalla El SuefBeni El itulah info list daftar nama kota besar yang ada di Mesir dan populasi penduduknya lengkap update terbaru. Mesir memang terkenal sebagai negara di benua Afrika yang banyak dikunjungi. Banyak kota besejarah dan terkenal yang ada di Mesir, misalnya Cairo, Giza, Alexandria dan Aswan. Sekian info dunia kali ini.
Paraarkeolog Mesir menemukan sebuah kota kuno yang diperkirakan berusia 7.000 tahun. Para arkeolog di Mesir menemukan apa yang mereka gambarkan sebagai sebuah kota yang berusia lebih dari 7.000
- Kota Fayoum di Mesir jangan sampai terlewatkan apabila Anda berkunjung ke negeri yang terkenal dengan piramida-nya itu. Sebab kota Fayoum memiliki banyak sekali menyimpan penemuan-penemuan bersejarah, selain memiliki tanah yang subur. Baca juga Apa Itu Feng Shui? Ini Sejarah Feng Shui dan Penerapannya di RumahTentang Fayoum Fayoum merupakan kota yang terletak di bagian tengah Mesir, lokasinya berjarak sekitar 100 kilometer barat daya Kairo, ibu kota Mesir. Perjalanan dari Kairo ke Fayoum bisa ditempuh dengan moda transportasi darat selama kurang lebih satu setengah jam. Tangkapan layar peta Kota Fayoum, Mesir Penduduk Fafoum berjumlah sekitar jiwa menurut sensus 2005. Kota ini adalah kota paling subur di Mesir. Nama "Al-Fayoum" berasal dari bahasa Koptik, yaitu bahasa Mesir kuno yang sudah bercampur dengan bahasa Yunani, yaitu Phiom atau Pa-youm yang bermakna danau atau laut. Wilayah yang subur Bagi kebanyakan orang, kawasan Timur Tengah kerap digambarkan sebagai wilayah tandus. Pemahaman itu diamini dengan warna coklat dalam peta yang menghiasi kawasan Timur Tengah. Warna itu memberikan gambaran bahwa daerah tersebut mayoritas dipenuhi padang pasir, tidak terkecuali peta untuk Mesir. Namun, di balik pemahaman itu, ada satu wilayah di Mesir yang dikenal memiliki tanah sangat subur, itulah Kota Fayoum. Layaknya di Indonesia, pemandangan yang tersaji di Fayoum adalah hamparan pertanian hijau serta terdiri dari danau dan kanal. Tak heran apabila kota ini dianggap sebagai wilayah paling subur di Mesir. Baca juga Baghdad, Kota Seribu Satu Malam dan Pusat Peradaban Dunia di Masa Lalu Sejarah kota Fayoum Madinah el-Fayoum atau Kota Fayoum merupakan wilayah Mesir kuno yang terkenal akan kesuburannya serta menjadi habitat tumbuhan dan hewan. Terletak 100 kilometer dari Kairo, Fayoum pernah menjadi lembah gurun gersang, mengutip dari World History. Setelah anak Sungai Nil mengalirinya, wilayah itu menjadi oasis yang sangat subur, sehingga menarik pertumbuhan tanaman, satwa liar, kemudian disusul manusia pada 7200 SM. Anak Sungai Nil ini diberi nama Bahr Yusuf untuk menghormati Nabi Yusuf AS dan masih ada sampai sekarang sebagai sebuah kanal. Nama Fayoum berasal dari kata Mesir kuno "Pa-yuum" atau "Pa-yom" yang berarti danau atau laut yang mengacu pada Danau Moeris. Danau itu dibangun oleh Amenemhat I 1991-1962 SM dari Dinasti ke-12. Kerajaan Pertengahan Mesir Kuno dianggap sebagai "zaman keemasan", ketika budaya menghasilkan beberapa karya terbaiknya dan Fayoum mendapat manfaat dari pemerintahan Dinasti ke-12 yang juga Sejarah Cappadocia, Saksi Bisu Kehidupan Era Byzantium Populasi Faiyum mulai menurun pada abad ke-2 M dan wabah mematikan menghancurkan populasi lebih jauh. Pada awal abad ke-3 M populasi telah berkurang menjadi di bawah 10 persen dari penghuni abad sebelumnya. Saat itu, lembah yang subur digunakan secara berlebihan dan sebagian besar tanah tekah dikembangkan, sehingga memaksa satwa liar pergi. Tanaman papirus yang dulunya sangat berlimpah, telah dipanen hingga hampir punah seperti halnya bunga dan fauna lain yang pernah menarik orang-orang ke wilayah itu. Setalah bangsa Arab menguasai wilayah Fayoum pada abad ke-7, kota itu menjadi pusat pertanian dan perdagangan yang makmur. Saat ini, daerah tersebut kembali menjadi daerah pertanian yang kaya karena upaya pelestarian ekologi dan perbaikan dalam peternakan. Sereal, beras, kacang-kacangan, anggur, zaitun, buah ara, kurma, madu, kapas, dan tebu adalah komoditi unggulan Kota Fayoum. Baca juga Sejarah Dubai, dari Daerah Nelayan Sederhana Menjadi Kota Megah Wisata alam Fayoum Terdiri dari banyak danau dan kanal, wilayah yang luas ini merupakan tempat wisata akhir pekan atau sehari yang ideal bagi mereka yang ingin melarikan diri dari hiruk pikuk kota. Wadi El Rayan, taman nasional yang dilindungi dan membentang hampir 700 mil persegi, adalah salah satu dari banyak daya tarik Fayoum. Ini terdiri dari danau buatan manusia atas dan bawah yang dianggap sebagai air terjun terbesar Mesir, mengutip dari CNN. Selain itu, Fayoum juga memiliki Danau Ajaib, sebuah danau dengan air yang berubah warna, tergantung pada waktu dan jumlah paparan sinar matahari. Melihat ke bawah ke danau dari atas bukit pasir adalah suatu tontonan yang surealis, dengan air yang tenang dan memantulkan langit. Baca juga Sejarah Istanbul, Byzantium, dan Konstantinopel Kota di Dua Benua Salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO juga terdapat di Fayoum, yaitu Wadi Al-Hitan, sebuah museum terbuka yang menawarkan penggambaran evolusi kehidupan membingungkan. Kerangka ratusan paus raksasa, hiu, dan fosil tak terbatas memenuhi lembah gurun atau dikenal sebagai The Valley of Whales, melukiskan gambaran yang jelas tentang skala penduduknya yang menakjubkan sekitar 40 juta tahun yang lalu. Fayoum juga memiliki danau yang dianggap paling kuno di dunia, yaitu Danau Moeris atau kini disebut Danau Qorun. Terhubung ke Sungai Nil melalui Bahr Yussef, lahan basah yang dilindungi ini adalah sebagian kecil dari sisa-sisa Danau Moeris. Meski tak cocok untuk berenang, danau ini menjadi tujuan legendaris bagi para pengamat burung. Sebab, ia menyimpan lebih dari 88 spesies burung dan tempat bagi spesias yang terancam punah. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
KepalaSektor Kepurbakalaan Islam, Koptik dan Yudaisme di Dewan Tertinggi Kepurbakalaan Mesir, Osama Talaat, mengatakan, taman Fustat akan dibangun di atas lahan seluas 500 hektar di jantung kota bersejarah Kairo, yang merupakan rumah bagi Museum Nasional Peradaban Mesir, Danau Ain el-Sira, Kompleks Keagamaan dan Masjid Amr Ibn al-Aas.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pada Desember 2019 saya berkesempatan mengunjungi Kota Alexandria atau disebut juga Kota Iskandariyah, sebuah kota kuno yang berusia ribuan tahun dan masih tampak cantik hingga sekarang Alexandria adalah sebuah kota pelabuhan utama di Mesir dan menjadi kota terbesar kedua setelah Kairo. Sejarah AlexandriaAlexandria didirikan sekitar tahun 331 SM oleh Aleksander Agung, raja dari Makedonia dan pemimpin Yunani Liga Khorintos, selama penaklukan dari Kekaisaran Akhemeniyah. Sebuah desa Mesir bernama Rhacotis ada di lokasi tersebut dan tumbuh menjadi kawasan Mesir di Iskandariyah. Iskandariyah berkembang pesat menjadi pusat penting peradaban Helenistik dan tetap menjadi ibu kota Mesir Ptolemeus dan Romawi dan Bizantium Mesir selama hampir seribu tahun. Pada tahun 641 M, ibu kota Mesir dipindah ke Fustat sekarang menjadi bagian dari Kairo.Bangunan-bangunan bersejarah yang berada di AlexandriaSebagai kota bersejarah yang sudah berusia ribuan tahun, Alexandria memiliki banyak bangunan bersejarah. Karena keterbatasan waktu, saya hanya sempat mengunjungi beberapa tempat yang saya kunjungi itu antara lainJembatan Stanley Ilustrasi Jembatan Stanley. Dokpri Begitu memasuki Kota Alexandria, di sebelah kiri jalan dari arah Kota Kairo kita akan disuguhi pemandangan Laut Mediterania yang eksotik. Kita akan melihat sebuah jembatan yang melintasi Laut Mediterania, dengan 4 menara yang menawan pandangan mata. Ya, nama jembatan itu adalah Jembatan Stanley, sesuai dengan nama distrik dimana jembatan itu profesor Egyptology, Bassam el-Shamaa mengatakan bahwa Jembatan Stanley di Alexandria adalah jembatan terindah di Mesir dan Jembatan Stanley sangat luar biasa, karena tiang-tiangnya dipasang di perairan Laut Mediterania, tidak dibangun di atas situs arkeologi yang banyak tersebar di wilayah itu. 1 2 3 4 5 Lihat Travel Story Selengkapnya zT69K.
  • b8x4225206.pages.dev/125
  • b8x4225206.pages.dev/167
  • b8x4225206.pages.dev/232
  • b8x4225206.pages.dev/15
  • b8x4225206.pages.dev/575
  • b8x4225206.pages.dev/253
  • b8x4225206.pages.dev/6
  • b8x4225206.pages.dev/567
  • kota kota di mesir